RAMA NEWS, Isi khutbah Jumat di Masjid Al Ghufran Desa Petapahan, Repol sampaikan kisah Luqman Al Hakim, ahli hikmah yang diabadikan di dalam Al-qur`an.

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam,sebagai petunjuk dan pembeda antara hak dan yang bathil lebih dari itu didalam Al-qur`an juga terdapat kisah-kisah yang penuh hikmah, yang dapat kita jadikan pelajaran sebagai penuntun keselamatan hidup dunia akhirat bagi orang-orang yang beriman.

Sebagaimana Firman Allah SWT Surat Lukman Ayat 12 yang artinya, Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.ujarnya.

Ayat 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Di sampaikan Repol, Nama Luqman Al Hakim tentunya sangat familiar bagi seluruh umat Islam, selain karena Allah SWT mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surah dalam Alquran, yaitu surah Luqman yang menempati urutan ke 31 dalam Alquran, nasihat-nasihat bijaksananya kepada sang anak yang bersumber dari ilmu hikmah dari Allah SWT juga diabadikan Allah SWT pada rangkaian ayat di dalam QS Luqman ayat 12-19.

Sebagaimana tersebut diatas kata Repol, Salah satu kisah hikmah dari Luqman yang cukup temasyhur adalah kisahnya saat menunggangi keledai dengan sang anak putra yang memberikan pelajaran penting bagaimana hidup sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial disaat yang bersamaan.

Al kisah Suatu hari, Luqman berkata “Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup ditengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing”

“Mari kita buktikan!” Kata Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.

Awalnya, Luqman menaiki keledai, sedangkan anaknya disuruhnya untuk berjalan sambil memegang tali keledai. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang mereka temui berkomentar “Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, masak anak kecil dibiarkannya berjalan kaki sementara dia menunggangi kuda!” Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, “Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!”

Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang.”Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai.” Mendengar komentar orang-orang dijalan, Luqman-pun kembali berpesan kepada anaknya, “Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan.”

Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk diatas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan.

“Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua”. Mendengar komentar orang-orang dijalanan, kembali Luqman meminita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut.”Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!” Kata Luqman lembut kepada anaknya.

Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun keledainya. Ditengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.”Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan!? Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan , biar bapaknya yang menuntun keledainya.” “Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal!? Dimata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!” Kata Luqman kepada anaknya.

Kesimpulan nya, kata Repol, Karena itu, dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang lain. (Rls)